Kamis, 12 Juni 2014

Tugas B.Indonesia

Pengalaman Sekolah
Waktu pendaftaran SMA dibuka aku mendaftar di SMA N 01 Kalirejo , waktu tes di SMA ini, aku tidak belajar sama sekali . dan pada waktu mos pun telah tiba aku berngkat dengan memakai peralatan yang ditentukan oleh kakak- kakak kelas. Pada saat Mos perasaan aku sangat senang karena kakak- kakak kelasnya baik- baik, waktu mos telah berlalu p-embagian kelas pun tiba. Aku masuk kelas x3. aku senang Karena aku punya temen di kelas ini.
Ea intinya aku senang. Sekolah di SMA N 1 kalirejo ini sangat menyenangkan dan aku pun mengikuti ekskul sisplam. Pertama kali aku berangkat ekskul aku disuruh berkenalan didepan kakak kelas dan teman-teman yang lain, akhirnya aku berkenalan.
Namaku novitasari, alamat srimulyo aku dulu smp-nya di smp islam 1 kalirejo, dan kakak kelasnya bertanya apa alasanku ikut sispelam. Aku jawab karena ingin mengenal alam lebih dekat lagi kakak. Trus kakaknya bilang mau mengenal alam lebih jauh sampai mana. Aku pun diam saja. Kakak bilang kenapa diam saja, jawab...!

Hemz...kakaknya marah dan aku pun disuruh kembali ke barisan aku. Akhirnya aku berjalan ke barisanku. Udah beberapa minggu ada pelatihan yang sangat menyenangkan dan menyebalkan. Hemz...yang menyenangkan itu kita bisa mempunyai kebersamaan dengan teman-teman, yang menyebalkan itu suruh merayap dilumpur. Tetapi walaupun menyebalkan aku tetap semangat dan senang karena ada kakak kelas yang aku suka, jadi aku selalu semangat walaupun kotor dan cape aku tetap semangat. Dan akhirnya sampai sekolah disuruh mandi dan setelah mandi kita disuuruh kumpul di lapangan dan disitu kita disuruh makan berhadap-hadapan dengan teman. Selesai makan aku dann teman-temanku disuruh kumpul dilapangan basket dan disitu hati aku deg-degan karena disuruh makan cacing. Dan habis itu berbaris pada saat itu waktunya pembagian syal. Setelah pembagian syal kita berdoa sebelum pulang.
Setelah satu minggu kemudian kita berangkat lagi dan disitu kakak kelasnya mengajak kemah di betung dan untuk pelantikan ke-2. akhirnya aku bilang kepada orang tua dan akhirnya aku diizinkan orang tua untuk ikut berkemah digunung betung. Di rumah aku mempersiapkan peralatan yang harus dibawa. Setelah selesai aku tidur untuk mempersiapkan perjalanan, aku pun berangkat kesekolah diantar sama ayah aku. Sampai sekolah mobilnya belum datang. Kakak kelas memberi pengarahan dan mobilnya datang. Kita masuk kemobil dan teman-temannya. Diperjalanan kepala aku terasa pusing tapi aku tetap semangat dan mobil pun berhenti. Aku kira sudah sampai tapi ternyata belum. Aku dan teman-teman disuruh keluar dari mobil dan disuruh jalan kira-kira 20km sampai gunung betung. Aku ditengah jalan merasa cape dan tidak kuat naik lagi tapi aku berusaha naik sampai atas dan dijalan aku bertemu ranjer yang membawa barang-barang saja. Sampai atas kita beristirahat sejenak abis itu aku dan kawan-kawan menata tempatnya. Malam pun tiba, kita menghidupkan api unggun. Disana aku mendengar suar-suara yang tidak ada disini. Dan aku melihat hewan yang namanya pacet dan ada hewan lainnya. Udah terlalu malam dan akhirnya aku pun tidur sampai pagi.
Kita bangun dan cuci muka, karena dingin bangget kita masak air untuk membuat minuman hangat. Setelah itu kita masak mie. Setelah itu kita senam bersama-sama. Abis itu aku dan teman-teman yang lain membongkar tenda masing-masing. Setelah itu kita disuruh membersihkan tepat yang kita pakai kemah.
Abis itu kita disuruh berkumpul dan berdoa bersama-sama buat pulang. Setelah itu kita berjalan kaki untuk pulang. Ketika aku berjalan dan temanku aku disamperin mantanku dan disitu kita ngobrol ehh...mantan aku malah membawakan barang aku sampai masjid. Kita tiduran sampai dengan mobilnya datang, dan akhirnya mobilnya datang. Kita naik mobil untuk pulang kerumah. Akhirnya sampai rumah aku senang sekali karena aku bisa bertemu dengan orang tua aku lagi.
Sumber: http://cerita-inggris-indonesia.blogspot.com/2013/06/cerpen-singkat-pengalaman-sekolah.html?m=1
-------------------------------
Perjanjian Masa Depan
Hidup dengan masalah itu membuat hidup lebih berwarna. Apalagi masalah mengagumi seseorang dengan penyebab yang gak jelas. Hahaha… itulah yang sedang ku alami. Semua ini berawal dari hari pertamaku masuk sekolah sebagai murid baru kelas tiga SMA. Ku awali dengan menjadi murid baru yang pendiam, duduk sendiri di pojokan, dengan kacamata yang tak pernah lepas, dan sebuah novel konyol yang selalu menemaniku akhir-akhir ini. Sampai pada akhirnya mataku tertuju pada sesosok cewek berambut panjang, berponi dan wajah yang terlihat seperti habis begadang menuju tempat duduknya.
“Hmm… cewek yang unik” gumamku sambil membaca.
Awalnya biasa. Tapi lama-kelamaan perasaan biasa ini berubah menjadi perasaan mengagumi. Tapi… setelah terlibat dalam satu kelompok, mengalami kejadian konyol, dan setelah satu semester berlangsung rasa kagum itu berkembang biak seperti virus yang menularkan penyakit menyukai sebagai lawan jenis.
“Dan! Hari jum’at dia ulang tahun! Kamu mau ngasih apa?”
Pertanyaan temanku itu membuat jatungku berhenti sejenak dan imajinasiku yang menyenangkan berubah menjadi hitam pekat tanpa cahaya sedikit pun. Sekejap terlintas sebuah kalimat yang langsung terucap begitu saja.
“Boneka mungkin?”
Suasana tiba-tiba menghening.
“Ya… boleh-boleh. Entar hari sabtu kita siapin kejutan bareng anak-anak lain” ucapnya sambil memberikan sebuah sampah tak berguna dan pergi begitu saja.
“HEY!”
Hanya dengan waktu empat hari aku harus mendapatkan sebuah hadiah dengan keadaan ekonomi yang sedang turun derastis. Untuk pertama kalinya tanda tanya yang besar menampakan diri di otak dan terus memberikan kebingungan tentang hadiah yang pas untuk seorang cewek yang telah memunculkan perasaan suka yang muncul dari hati, lalu ke otak, dan nyambung ke mata dan membuat semuanya menjadi indah.
Pertanyaan yang sama terus ku lontarkan ke semua sahabatku yang sudah berpengalaman. Dan hari jum’at pun tiba. Hari dimana aku memulai petualangan mencari sebuah hadiah. Bersama dua teman dekat dia, aku berangkat mencari barang yang sesuai. Dan pilihanku jatuh kepada boneka alien besar berwarna biru yang bernama Stitch.
“Kue, boneka, lilin… emm… udah semuakan? Hayu kita pulang!” ucapku sedikit lesu.
“Duluan ya Dan!” teriak temanku.
“Yooo… ditunggu buat hari sabtu!” ucapku dan tancap gas lalu menghilang.
Matahari menyambut pagi dengan sinarnya yang sangat menyilaukan yang masuk melalui jendela dan menusuk mataku yang terasa berat untuk dibuka lebar. Menikmati kasur dulu sebelum pergi mandi itu adalah tradisi burukku. Setelah semua terasa cukup aku bergegas ke kamar mandi. Semangat pagi menyambut hari sabtu yang spesial bagiku muncul dan menghilang begitu saja ketika aku tersadar jam sudah menunjukan pukul tujuh dan itu artinya aku terlambat sekolah.
“Oh god why? Mau bilang apa nih ke semua penghuni rumah? Pura-pura sakit? Entar sakit beneran.” menggumam.
Otak yang masih membeku terus dipaksa untuk berfikir mencari sebuah alasan yang cocok.
“Aaaah! Bilang aja sekolah jam sepuluh!” ujar sisi gelapku.
Detik-detik kebohongan telah terlewati. Saatnya menjalankan sebuah rencana. Hadiah, kue, dan dekorasi lilin sudah siap. Pesta kejutan akan diadakan di kamar dia. Dua orang temanku datang ke rumah dan mengambil hadiah dariku dan juga kue yang sudah didekor. Mereka langsung melesat ke TKP dan aku bersama phantom motor kesayanganku melesat dengan kecepatan cahaya menuju ke sekolah untuk menahan dia agar tidak langsung pulang ke rumah.
Semua skill akting sudah dikeluarkan. Sebagian temanku sudah berangkat ke TKP hanya aku, dia dan temanku yang lainnya.
“Vie! Kamu tahan dia di sini… saya ke rumahnya duluan. Entar kamu nyusul ok?”
“Siap Dan!”
Dengan kecepatan cahaya lagi aku melesat ke rumahnya. Berkali-kali hampir ke hilangan nyawa. Namun semua itu tidak mengurungkan niat melaju dengan kecepatan cahaya.
Semua sudah siap dan bersembunyi di tempat masing masing. Apes banget dapet tempat persembunyian di atas lemari.
“Oi… dia datang!” ucapku sedikit berbisik.
Satu orang sibuk menyalakan lilin dan kejutan bersembunyi pun gagal total. Tapi tak apa yang penting kejutan hadiahnya jangan sampai gagal. Semua larut dalam keceriaan dan kekonyolan bersama. Tiba saatnya tebak hadiah. Dengan peraturan “jika pemberi hadiah ke tebak harus dipeluk”. Peraturan yang konyol. Tiba pada hadiahku. Terdapat kesalahan dari hadiahku yaitu selembar kertas dengan sebuah kata-kata yang ku buat sendiri. Dan tulisanku itu mempunyai ciri khas. Yaitu jelek.
“Ah… ini pasti tulisan kamu ya Dan?” ucapnya sambil senyam-senyum.
“Mana? Diperiksa dulu tulisannya…” ucapku gagap.
Terlintas sebuah alasan agar hadiah ini tidak mudah ditebak.
“Bukan… tulisan saya gak sebagus ini” ucapku berusaha meyakinkan.
Dengan mudah dia percaya dengan alsan itu. Cewek yang polos. Detik, menit, jam, hari, dan bulan. Emm… gak sampe bulan sih… cuman sampe jam. Detik, menit, dan jam berlalu. Rahasia pemberi boneka Stitch terbongkar. Dengan santainya dia nawarin mau dipeluk atau tidak. Dan dengan berat hati aku menolaknya karena perasaan suka yang memicu rasa malu untuk melesat dan meracuni pikiran. Tapi biarlah. Yang penting hadiahnya diterima dengan senang hati.
Nah ini baru nyampe bulan. Detik, menit, jam, hari, dan bulan berlalu. Perasaan suka ini semakin meracuni tubuh. Aku tak bisa berhenti memikirkanya. Wajahnya terus terlintas di pikiran, suaranya yang terus terngiang membuat perasaan suka ini semakin bertambah. Haruskah aku mengungkapkannya? Hmm… cukup aku saja dan tuhan dan sahabat-sahabatku yang tahu. Tapi pada akhirnya sisi pemberani yang selalu datang telat ini muncul dan menyuruhku untuk mengungkapkannya. Hari selasa dan hari sabtu aku mengajaknya ke sekolah. Hari itu bebas karena kelas tiga telah melaksanakan UN. Mungkin memang belum waktunya, kedua hari itu gagal. Rencana yang ku susun gagal total. Selasa ada seorang pengacau suasana dan sabtunya dia terkena sakit perut. Masa mau nyatain perasaan waktu dia lagi sakit perut? Gak enak banget kebayangnya. Sudahlah semua pasti ada waktunya.
Dan… semua pasti ada waktunya itu memang benar. Hari senin ketika matahari akan mengucapkan selamat tinggal aku sedang berada di sekolah bersama dia dan rekan satu tim kerja film dokumenter kelas. Penganbilan gambar adegan di sekolah berakhir. Semua rekan satu tim sudah memberi kesempatan untuk mengobrol berduaan. Tapi dia selalu menghindar. Rasa putus asa mulai muncul. Semangat api yang sebelumnya berkobar tiba-tiba padam tertiup angin keputus asaan. Perang batin pun dimulai dan pikiran pun mulai gak karuan. Tapi semua itu berhasil teratasi berkat semua sahabat yang selalu mendorong dari belakang. Perasaan cangung menyeruak ketika aku berusaha mendekatinya. Memulai membangun suasana dengan membicarakan anime. Terlintas dipikiran sebuah pembukaan cerpen yang ku buat semalam.
“Eh saya bikin cerpen. Tapi baru pembukaannya doang. Tolong koreksi dong!” ku berikan cerpen itu ke dia.
“Hidup dengan masalah itu membuat hidup lebih berwarna. Apalagi masalah mengagumi seseorang dengan penyebab yang gak jelas. Hahaha… itulah yang sedangku alami. Semua ini berawal dari hari pertamaku masuk sekolah sebagai murid baru kelas tiga SMA. Ku awali dengan menjadi murid baru yang pendiam, duduk sendiri di pojokan, dengan kacamata yang tak pernah lepas, dan sebuah novel konyol yang selalu menemaniku akhir-akhir ini. Sampai pada akhirnya mataku tertuju pada sesosok cewek berambut panjang, berponi dan wajah yang terlihat seperti habis begadang menuju tempat duduknya.
“Hmm… cewek yang unik” gumamku sabil membaca.”
“Bagus Dan… tinggal dikembangin lagi aja.” ucapnya.
“Waduh! dia gak ngerti…” ucapku dalam hati.
“True story beuh itu…” ucapku.
Suasana tiba-tiba menghening. Ternyata gak ada yang ngerti omonganku. Sudah lah. Emang seharusnya saya ngomong langsung. Dengan bahasa jepang yang aku pelajari dari anime aku mengatakannya. Kalau diterjemahin sih kurang lebih kaya gini nih.
“Sof! Sebenarnya saya suka sama kamu… kamu udah bacakan pembukaan cerpen itu? Itu adalah cerita saya. Semua kejadian dari awal saya lihat kamu sampai sekarang bakal saya tulis di cerpen itu.”
Dia terlihat begitu bingung dan kaget. Mungkin dia berkata dalam hatinya “ini mimpi?” mungkin.
“Eeee… makasih ya Dani.” ucapnya canggung.
“Sofi! Jadi gini. Sebenarnya aku suka sama kamu. Tapi aku ingin kita bersahabat. Pasti kamu bertanya kenapa kan? Itu semua karena aku sangat menghargain persahabatan dan aku masih jadi cowok belum jadi pria. Aku masih ngemis ke orangtua…” ucapku.
“Jadi kalau udah sukses mau gimana?” potong temanku.
“Ya… Kalau aku udah sukses dan kalau kita memang dijodohkan insyaallah aku akan cari kamu lagi.” ucapku dengan senyum ciri khasku.
Hahahha… semua berjalan lancar. Tapi dia tampak kebingungan dan dia belum mengucapkan satu patah kata pun untuk akhir dari cerita ini. Tapi aku tidak terlalu berharap. Biarkan dia dan Tuhan saja yang tahu. Semua ucapanku akan ku buktikan jiga aku diberi kesempatan. Jika dipikirkan lagi ucapanku itu terlalu berlebihan, tapi emang begitulah aku adanya. Hmm… semoga perasaan ini akan terus bertahan hingga jawaban dari semua mesteri masa depan terungkap. Perasaan yang datang dari hati, lalu ke otak, dan ke mata ini tulus. Perasaan suka ini beda, bukan perasaan suka yang hanya datang begitu saja dan menghilang. Perasaan ini mengalahkan dinding perbedaan dan menjadikan semuanya menjadi lebih indah. Dia mengenalkan dunia masa laluku yang sudah ku lupakan. Dia begitu berbeda. Terdapat faktor x yang tak mudah tuk diartikan. Hahahahha… dunia itu memang berwarna.
Tiba-tiba. Ketika suasana hening di telingaku dan dipikiran ku sendiri.
“Watashi wa anata ga sukidesu! (aku juga suka kamu)” ucapnya pelan.
“Hah? Apa Sof?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Ga ada replay loh Dan!” ucapnya dingin.
Debat sore dimulai. Debat ini membicarakan perkataan dia yang sangat pelan. Dan debat berakhir.
“Dan! Jangan pernah kamu jadiin foto aku jadi wallpaper di hp kamu!” ucapnya mengancam.
“Tenang aja Sof! Aku gak akan melakukan hal seperti itu”. Ucapku dengan gaya khas yaitu senyum lebar dan jempol yang diacungkan. Ya… bisa dibilang gayanya rock lee dinaruto.
Cerita ini berakhir dengan hubungan sebagai sahabat. Tapi di masa yang akan mendatang hubungan sahabat itu insya allah akan berubah seperti yang apa aku katakan.
Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/perjanjian-masa-depan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar